Kita dilahirkan di dunia ini tidak lekang dengan permasalahan yang dialami oleh setiap orang di dunia ini.Tidak kira masalah kerja,masalah rumah tangga,masalah anak-anak ataupun macam2 lagi la masalah yang boleh ditafsirkan sebagai masalah.Tiada seorang pun yang boleh lari dari masalah walaupun masalah itu sekecil kuman sekalipun.Cuma sekarang kita perlulah berfikiran secara terbuka dan penuh dengan keimanan dengan menyelesaikan masalah itu secara berhemah.Walaupun masalah itu sebesar gunung sekalipun,selesaikan segala permasalahan kita dengan lebih bersedia untuk menghadapi permasalahan itu..

Kita Sebenarnya.....

......lebih gembira menyambut 1 Januari daripada 1 Muharram !
......lebih tahu apa itu 14 Februari daripada 12 Rabiulawal !
......lebih membesarkan hari Sabtu dan Ahad daripada hari Jumaat !
......lebih khusyuk mendengar lagu daripada mendengar Azan !
......lebih suka lepak, tidur, tengok TV...dll daripada Solat dan mengaji !

......lebih tahu tentang artis pujaan kita daripada nama nabi-nabi Allah !
......lebih suka menyebut hello! dan hi! daripada Assalamualaikum !
......lebih suka menyanyi dangdut, rap, hip-hop...dll daripada berwirid atau bertahmid !
......lebih suka memuji manusia daripada Tuhan kita sendiri !

......lebih suka membaca majalah hiburan daripada buku-buku agama !
......lebih suka ke konsert, karaoke daripada ke ceramah agama !
......lebih suka memaki, mengumpat orang daripada memuji mereka !
......lebih suka mencarut, @#!*@!! daripada menyebut MasyaAllah !
......lebih suka kemungkaran daripada membuat kebaikan !
......lebih bangga dengan kejahilan kita daripada bersyukur dengan keimanan kita !
.......lebih cintakan dunia daripada urusan akhirat !

TETAPI bila ditanya arah tujuan kita, kita pasti akan jawab bahawa...

KITA SEBENARNYA.. ....lebih suka menuju ke Syurga daripada ke Neraka !

Layakkah kita dengan Syurga Milik Allah???



WALLAHHUALLAM

Siang itu, 14 Februari 2010, saya mendarat di Bandara Kota Bharu, Negeri Kelantan. Saya datang ke Kelantan atas undangan Departemen Penerangan Kerajaan Negeri Kelantan, sebagai pembicara ahli dalam acara talkshow berjudul, Selebriti Sebagai Ikon Masyarakat dalam momen Festival Hiburan Islami.

Juga diundang untuk memberi kuliah umum di Masjid Kerajaan. Tiba di bandara panitia sudah datang menjemput. Mereka terdiri dua orang gadis dan dua orang lelaki. Ramah dan baik. Saya langsung diajak untuk menemui tokoh paling dihormati di Negeri Kelantan, yaitu seorang ulama kharismatik yang juga menjabat sebagai Menteri Besar Kerajaan Negeri Kelantan, yaitu Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Bin Nik Mat.

Di rumah dinas, tempat Menteri Besar biasa menerima tamu, para wartawan dari media cetak dan elektonik telah menunggu. Ternyata di sana sudah datang terlebih dahulu seorang artis dan penyanyi terkemuka Malaysia yang kini setia mengenalkan jilbab, yaitu Wardina Shafiyyah. Tuan Guru Nik Abdul Aziz menyambut dengan senyum yang mengembang.

Kharismanya sebagai seorang ulama tampak jelas. Sayangnya beliau tidak bisa berlama-lama menemani. Sebab saya datang memang terlambat. Saya sampai di Kota Bharu pukul 12 siang lebih, yang semestinya dijadwalkan pukul 11 siang. Penyebab keterlambatan itu adalah pesawat Malaysian Air Lines yang tidak tepat waktu. Semestinya terbang dari KLIA ke Kota Bharu pukul 10.00 ternyata baru terbang pukul 11.20. Saya dijadwalkan bertemu dan berbincang dengan Menteri Besar Tuan Guru Nik Abdul Aziz pukul 11.00, dan beliau ternyata sudah menunggu sejak pukul sebelas.

Beliau pun masih setia menunggu sampai saya datang. Hanya saja tidak bisa berlama-lama menemani, sebab ada tamu lain yang juga harus beliau temui.

Sementara beliau menemui tamu yang lain, saya yang baru datang diminta untuk menyantap hidangan makan siang bersama Wardina Shafiyyah dan suaminya. Sebelum makan siang, para wartawan minta konferensi pers. Banyak pertanyaan yang diajukan seputar perkembangan perfilman di Indonesia.

Ada juga yang bertanya tentang proses pembuatan film berkarakter seperti Ketika Cinta Bertasbih dan Ayat Ayat Cinta. Saya sempat menunggu-nunggu adakah wartawan yang akan menanyakan hal berkaitan dengan Manohara. Sebab saya sedang berada di tempat Manohara pernah membuat kisah yang banyak mendapat perhatian di Indonesia. Ternyata tidak ada satu pun yang menyinggung masalah itu. Semuanya fokus menanyakan segala hal yang berkaitan dengan seluk beluk perfilman dan sastra.

Adzan dhuhur berkumandang, Menteri Besar mengajak shalat berjamaah. Saya tidak ikut karena ada bagian dari pakaian saya yang kotor, saya memilih untuk menjama’ shalat dengan jama’ ta`khir. Selesai shalat berjamaah Menteri Besar kembali menemui saya. Kami berbincang- bincang sebentar. Lalu bagian dokumentasi Kerajaan Negeri Kelantan meminta saya berfoto bersama Menteri Besar Tuan Guru Nik Abdul Aziz.

Setelah itu panitia mengajak saya langsung ke acara inti yaitu talk show di KB Mall Kota Bharu Kelantan. Panitia memberi tahu pengunjung telah membludak. Saya meminta pengertian panitia untuk membawa saya ke hotel dulu. Sebab saya baru tiba dari bandara, saya perlu cuci muka dan ganti pakaian.

Sebenarnya sejak awal saya ingin ke hotel dulu dan berpakaian lebih rapi ketika bertemu dengan Tuan Guru Nik Abdul Aziz. Tetapi waktu tidak memungkinkan, Tuan Guru sudah lama menunggu. Akhirnya saya ikut saja. Maka ketika saya diajak langsung ke KB Mall, saya minta pengertian panitia. Dan mereka setuju. Saya dibawa ke Kelantan Trade Centre untuk membersihkan badan dan ganti pakaian. Acara talk show di KB Mall berjalan hangat. Pengunjung membludak.

Yang unik adalah background panggung dan hiasan Mall seratus persen bernuansa China. Karena hari itu memang bertepatan tahun baru China. Akan tetapi acara sesungguhnya adalah Festival Hari Hiburan Islam. Dalam acara itu tampak jelas kerinduan masyarakat Malaysia akan hadirnya film-film Islami di Malaysia. Masyarakat Malaysia mengakui dalam hal kreatifitas pembuatan film Islami pun Malaysia masih tertinggal beberapa langkah dari Indonesia.

Mereka takjub dengan yang terjadi di Indonesia. Mereka merindukan adanya audisi pemilihan bintang film yang bermoral seperti yang dilakukan di Indonesia melalui film Ketika Cinta Bertasbih. Hari berikutnya, saya menyempatkan diri melihat rumah kediaman Menteri BEsar sederhana dan paling bersih di Malaysia. Saya memang ingin melihat langsung seperti apa rumah tokoh besar yang namanya tercatat dalam 50 tokoh Islam berpengaruh didunia dan dimuat dalam buku berjudul ”The 500 Most Influential Muslims” yang dieditori oleh Prof. John L Esposito dan Prof Ibrahim Kalin.

Rumah Menteri Besar Nik Abdul Aziz memang biasa saja, sama dengan umumnya rakyat Malaysia. Rumah itu ada di samping masjid, berada di komplek lembaga pendidikan yang didirikannya. Tak ada penjaga. Tak ada protokoler. Tak ada polisi yang tampak. Benar-benar biasa.

Siapa pun bisa menemui Menteri Besar ini jika beliau ada di rumah. Siang itu beliau tidak ada di rumah. Saya memang tidak membuat janji untuk itu. Saya ditemui salah satu putra beliau yang juga bersahaja. Dari cerita orang-orang Kelantan, ternyata Menteri Besar Dato` Nik Abdul Aziz dikenal orang yang sangat dekat dengan segala lapisan masyarakat. Ada kebiasaan unik yang dilakukan pemimpin paling kharismatik di Malaysia ini.

Setiap hari Jumàt, tepatnya setelah shalat shubuh, Menteri Besar yang juga ulama besar ini selalu menyediakan diri menjadi tukang cukur bagi rakyatnya. Maka tak heran, jika setiap hari Jumàt, masyarakat berdatangan shalat shubuh di masjid beliau, dan beliau yang menjadi imam shalat. Selesai shalat shubuh puluhan orang bersiap diri untuk dicukur rambutnya oleh beliau. Dan beliau melakukan hal itu dengan penuh rasa sayang pada rakyatnya.

Kebiasaan beliau yang lain. Selama ada di kantornya, jika bukan untuk urusan negara maka beliau akan mematikan semua fasilitas yang ada di sana. Misalnya jika dia harus shalat pada waktu malam, karena shalat adalah urusan pribadi dan bukan urusan negara, dia mematikan lampu dan AC yang ada di ruangannya. Kepribadian ini mengingatkan pada kepribadian Umar bin Abdul Aziz.

Tak heran jika Dato` Nik Abdul Aziz ini, pada tahun 1998 dinobatkan oleh Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GERAK) sebagai Menteri Besar - kalau di Indonesia sepadan dengan gubernur- yang memiliki reputasi paling bersih di Malaysia. Anugerah itu diberikan sebagai penghargaan atas usaha beliau menentang gejala bentuk suap dan korupsi selama memerintah Negeri Kelantan selama hampir 18 tahun.

Tiga hari saya berada di Malaysia, dan saya menjumpai betapa cintanya penduduk Kelantan pada Tuan Guru mereka, kepada ulama mereka yang juga menjadi Menteri Besar mereka. Ada kalimat Tuan Guru Dato` Haji Nik Abdul Aziz yang diingat selalu oleh rakyatnya, yaitu, "Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menyatukan hati banyak orang. Bukan pemimpin yang hanya mampu menggunakan kekuasaannya untuk membatasi ini dan itu.” Selama tiga hari juga, saya masih penasaran kenapa tidak satu orang pun yang menyinggung Manohara. Akhirnya pada suatu jamuan makan bersama beberapa panita, salah seorang dari mereka menanyakan kasus Manohara. Dia bertanya, apakah citra Kelantan sedemikian buruk di Indonesia. Saya jawab, mungkin iya. Tampak dia agak sedih.

Saya lalu balik bertanya sebenarnya bagaimana masyarakat Kelantan memandang kasus Manohara? Orang itu menjawab, mayoritas masyakarat Kelantan tidak tahu menahu tentang kasus Manohara. Tidak ada beritanya sama sekali di Kelantan. Dan itu juga bukan urusan pihak Kerajaan Negeri Kelantan, tetapi itu urusan dalam rumah tangga Istana Raja. Dia sendiri memandang tidak ada yang bisa dibenarkan dalam kasus Manohara. Menurut dia keduaduanya salah. Dia berkata, "Mereka bertemu secara tidak baik-baik, dan berpisah juga dengan tidak baikbaik. Itu masalah dua anak kecil yang tidak baik, tetapi disangkutpautkan dengan negara."

Paling tidak mendengar hal itu, saya telah mengetahui satu sudut pandang masyarakat Kelantan tentang kasus itu. Kenyataan yang saya temui, masyarakat awam Melayu Kelantan sangat menghargai bangsa Indonesia. Dan masih mengakui Indonesia sebagai bangsa besar. Seorang di antara mereka dengan jujur mengatakan kepada saya, "Indonesia adalah ikon Islam di Asia Tenggara. Jika Indonesia tegak, maka umat Islam di Asia Tenggara termasuk Malaysia tegak. Jika Indonesia runtuh yang lain juga akan runtuh.”

Have you ever wondered how a woman's brain work?
Well....it's finally explained here in one, easy-to-understand illustration:



Every one of those little blue balls is a thought about something that needs to be done,
a decision or a problem that needs to be solved.
A man only has 2 balls and they consume all his thoughts.

- Umur - 53 tahun - Pendidikan - SPM - Mula berniaga - 19 tahun (jual beli lembu dan kerbau) - Kekayaan -RM1,425 juta - Ke 7 terkaya di Malaysia - Ke 32 terkaya di Asia Tenggara (Forbes) - Antara syarikat miliknya - MMC, Pelabuhan Tg. Pelepas, BERNAS, Gardenia, DRB-HICOM dan Bank Muammalat - Kereta - Proton Perdana - Sumbangan sosial -Yayasan Al-Bukhary, institusi pengajian untuk 3,000 pelajar, Muzium Kesenian Islam, Kompleks Al-Bukhary, menaja kelas tuisyen untuk pelajar Melayu, pengindahan Masjid Negara, sumbangan RM1 juta untuk Tabung Tsunami dan menaja setiap tahun penghantaran rakyat Malaysia yang tak mampu untuk tunaikan haji. - Bagaimana sumbangan sosialnya bermula Bilamana ibunya menyuruh memberikan sebahagian elaun ( RM750.00) pertamanya sebagai pengarah syarikat beras kepada jiran yang susah. Sebahagian lagi (RM750.00) ibunya simpan. Selain itu, ibunya juga menyuruh beliau menghantar lampu kerosen ke surau-surau untuk menerangi kegiatan sepanjang malam bulan Ramadhan. Dari situ bermulalah pembentukan peribadi dan pemikiran Syed Mokhtar yang kita kenali hari ini. 1. Ada sebab kenapa saya bekerja seperti tiada hari esok. Agenda sosial dan kerja-kerja kemasyarkatan itulah antara sebabnya. Saya mahu meninggalkan warisan untuk anak bangsa yang kekal berpanjangan 2. (berkenaan know who) Bangsa lain tak mengapa tapi orang Melayu kena berdamping dengan orang politik sedikit-sedikit. Tapi masalahnya kita tidak mahu melalui kesusahan; banyak yang mahu senang dengan mendampingi orang politik semata-mata. 3. Tiada apa-apa rahsia. Saya ini hamba Allah biasa, budak dangau macam saudara semua juga. Tuhan jadikan manusia ini sama sahaja. Proses kematangan saya yang membezakannya. Saya percaya sesiapa pun boleh menjadi apa sahaja asalkan mereka berusaha dengan tekun. Tetapi tentulah ia memakan masa. Tiada jalan singkat. 4. Saya mengenali kekuatan dan kelemahan saya. Apa yang tidak mampu buat saya akan minta orang lain tengok-tengokkan. Saya melalui jalan yang susah tapi itulah jalan yang kekal. 5. Kita perlu menggunakan kepakaran mereka (bangsa Cina) kerana mereka jauh lebih maju dan mahir daripada kita. Apa yang kita kurang faham kita berkongsi dengan tujuan untuk belajar dengan mereka. Apabila sudah faham baru kita boleh menjaga kepentingan kita. 6. Saya sedih melihat sistem sekolah pondok di Kedah. Saya ada cita-cita mahu memodenkan sekolah pondok. Kita kena maju. 7. Saya terlibat dalam perniagaan ini kerana saya tiada pilihan lain. 8. Untuk memajukan perniagaan, memang kena banyak sabar dan kuat berusaha. 9. Tidak ada jalan singkat. Saya belajar tentang perniagaan ini sejak kecil lagi dan saya juga biasa kena tipu. 10. Saya pun suka kemewahan. Saya pun suka tengok dunia, ke Tokyo , New York dan London . Saya pun suka pakai baju elok. Tapi kita hendak bermewah setakat mana, hendak pakai baju banyak mana, hendak tidur dalam berapa rumah satu malam, hendak makan pun sampai larat mana ? 11. Dalam hidup ini kita sebenarnya tidak ada status; ada masa di atas, ada masa di bawah. 12. Ketika Allah memberikan kemewahan, kita kena turun ke bawah, tengok mana-mana yang boleh dibantu. Allah beri rezeki melalui kita untuk kita tolong orang lain. Rezeki itu bila-bila masa dia boleh ambil balik. Jika ada orang korporat Melayu yang tidak mahu turun ke bawah mungkin kerana bayangan duit itu lebih kuat daripada yang lain. 13. Korporat Cina turun ke bawah membantu. Orang Cina ada pelbagai persatuan. Kita tidak ada; kalau ada pun berpecah. Orang Melayu kita tidak mahu bekerjasama kerana perasaan dengki menguasai diri. Sudahlah tak mahu berusaha, apabila orang lain berusaha mereka marah 14. Rezeki yang ada itu sebenarnya untuk orang lain. Memang dari segi hukum pun begitu. Kita kena keluar zakat dan fitrah. Tetapi zakat fitrah banyak mana sangat. Islam agama yang adil; ia minta sedikit saja. Oleh itu, kalau ada duit yang lebih ia seharusnya dibelanjakan dengan baik. 15. Saya tak kisah kalau saya tak buat semua ini. Saya boleh tak buat apa-apa dan balik ke Alor Star. Tetapi saya rasa hidup ini sia-sia. Orang Kedah kata kalau mati nanti mata tidak tutup rapat kerana tanggungjawab depan mata kita tidak buat. Orang lain ambil kekayaan kita, ambil hak kita dan pergunakan kita, kita masih tidak buat apa-apa ! 16. Saya ada emotional attachment kepada agama, bangsa dan ummah. Saya bukan individualistik. Diri saya tidak penting. Pangkat dan gelaran ini kepada saya tidak mustahak. 17. Saya sedih media tonjolkan saya begini. Saya malu kerana orang Cina kaya beratus-ratus kali ganda daripada saya. Tapi saya tahu orang Melayu kalau hendak berjaya kena kerja kuat tidak kira siang malam. Kita ada kekuatan yang tuhan beri melebihi daripada bangsa lain. Tetapi untuk maju kita perlu berusaha. 18. Saya asal daripada tidak ada apa-apa. Apa yang saya tidak tahu saya belajar, minta tolong daripada orang. Saya tidak malu. Saya bukannya mencuri. Saya usaha sendiri. Sikap pemalas dan pemalu ini yang orang Melayu kena atasi. Kita kena berani kerana benar. Apabila kita dapat keuntungan dan rezeki lebih, bolehlah kita menolong orang. 19. Kaya itu bukanlah kepada diri sendiri. Kaya itu adalah kepada kumpulan perniagaan ini, kepada bangsa dan kepada orang ramai. Saya hanya memegangnya untuk sementara sahaja. 20. Saya tiada keinginan untuk menyimpan kekayaan ini untuk anak dan isteri. Duit ini tidak akan kekal. Saya percaya hanya perkara yang baik yang kita lakukakan akan kekal. Bukan duit yang akan melindungi saya nanti tapi apa yang saya lakukan sekarang. 21. Saya perlu terus mencari peluang dan perniagaan lain supaya kita terus dapat bantu orang lain mengembangkan diri masing-masing. Saya bukan buat semua ini untuk diri saya semata-mata. 22. Ada juga yang saya usaha tapi tak dapat dan orang tak tahu. Apa yang saya dapat itu yang jadi masalah kononnya Syed Mokhtar sapu semua. Bangsa lain memegang pelbagai kepentingan dalam ekonomi, siapa pun tak kata apa. Ini masalah orang Melayu. Di kampung orang Melayu berpecah kerana politik, di bandar berpecah kerana ini (wang). 23. Saya percaya kalau rezeki itu Allah beri kepada saya ia bukan untuk saya tetapi untuk orang ramai juga. Orang tidak tahu banyak syarikat yang saya ada ini gagal dan tidak maju kepada saya tetapi orang tidak tahu. 24. Banyak orang percaya bahawa dia mesti ada RM10 juta atau RM20 juta dalam tangan baru hidup boleh selamat. Ini yang menyebabkan mereka hanyut daripada menolong orang lain. Mereka lebih takutkan diri sendiri. Mereka lupa bahawa kekayaan tidak boleh membantu selama-lamanya. 25. Orang kata saya takda duit tapi banyak hutang. Orang berniaga mana yang tak berhutang. Tapi mesti tahu bagaimana hendak meminjam dan membayarnya semula. Ada cara boleh kita buat. Tapi sebelum berhutang RM100 juta mesti sudah fikir bagaimana hendak membayarnya balik. Mesti ada tanggungjawab. Banyak orang mahu senang tapi tidak ramai yang mahu bertanggungjawab. 26. (perasaan setiap kali mendapat rezeki) . Saya ini kata orang Kedah, lebai kodok bukan lebai pondok. Tapi saya tahu hal-hal asas. Kalau mahu saya minta terus dari tuhan. Tuhan beri manusia akal dan fikiran. Kalau hendak pakai baju dan seluar biarlah padan dengan badan. 27. Kesenangan yang saya perolehi ini datang dengan tanggungjawab (bila pinjam bayar balik dan buat amal jariah). Kalau hendak dibandingkan dengan bangsa lain, perniagaan saya ini tidak ada apa. Tetapi walaupun sedikit tetapi yang sedikit itu ada berkatnya. 28. Saya suka kalau nikmat sedikit yang saya dapat itu orang lain boleh berkongsi sama. 29. Saya kadang-kadang kecewa dan sedih melihat anak orang alim yang sesetengahnya lupa diri setelah mendapat kekayaan. Saya pun sama seperti orang lain suka hendak ke luar negara tetapi kita tidak boleh lupa kubur kita dan asal usul kita. Di kampung kita mungkin ada jiran-jiran yang perlukan bantuan. 30. ......kalau tidak mungkin saya sudah ke Haatyai dan jadi nakal. Saya manusia yang banyak buat kesilapan. Tetapi saya insaf, beristighfar dan jalan lagi. Sejak awal saya ada kesedaran mahu mengekalkan hak kita sebagai orang Melayu. 31. Saya kata kepada diri sendiri kalau kerana itu saya terpaksa bersusah sedikit pun tidak mengapa. 32. Kekayaan ini tuhan beri kepada saya untuk saya menolong orang lain pula. Saya percaya kepada keberkatan rezeki. Hari ini kita tolong orang, esok lusa orang akan tolong kita pula dengan cara yang lain. 33. Kalaupun tidak sanggup tunggu 34 tahun seperti saya berilah sedikit masa untuk faham selok belok perniagaan, Insya Allah boleh maju. 34. Kita jangan cepat putus asa. Putus asa boleh tapi kena cepat-cepat kuatkan semula semangat untuk bangkit balik. Jangan jadikan agama hanya satu tempat untuk kita bergantung apabila kita susah. Tanggungjawab ibadah adalah tugas seharian. 35. Lifestyle ? Saya tidak ada lifestyle yang kena masuk kelab sana dan sini. Tapi tak semestinya saya tidak boleh turun ke kelab. Orang Melayu kalau hendak ke depan mesti ada cara hidup yang fleksibel, boleh naik dan turun. 36. Lifestyle ini sebenarnya satu penyakit. Saya biasa pakai Mercedes tapi sekarang saya pakai Proton Perdana untuk sokong kereta nasional. Kereta itu pun cukup untuk bawa saya ke mana-mana. 37. Tiada sebab kenapa orang Melayu tidak boleh maju. Ini saya berani perang dengan sesiapa pun. Orang Melayu boleh maju . Kalau saudara jadi wartawan saudara kena tanam semangat suatu hari nanti mahu ambil alih akhbar ini. Tidak ada sebab kenapa ia tidak boleh berlaku. 38. Kejayaan dan kelemahan orang Melayu bukan disebabkan oleh bangsa kita dan agama kita. Ia berkait dengan sikap dan cara kita berfikir. Gigih, tekun dan tidak mudah putus asa merupakan kunci kejayaan kita. Tapi perkara ini kurang wujud dalam cara orang Melayu berfikir. 39. Tuhan memberi peluang kepada siapa saja yang bekerja kuat. Apa yang ada pada saya ini hanya usaha. Kalau anak dangau macam saya boleh, tidak ada sebab orang lain terutama mereka yang dari pekan tidak boleh. 40. Kita tidak usahlah selalu mengulang-ulang perkara yang boleh memberikan kesan psikologi negatif kepada orang Melayu (kereta dan rumah besar). Kita kena kurangkan bercakap tentang kereta besar dan rumah besar . Sesiapa pun mahu pakai kereta mewah tapi bukan itu matlamatnya. 41. Orang Melayu sebenarnya kena membantu diri sendiri, kena bekerja keras dan fokus. 42. Sikap merendah diri perlu sentiasa ada dalam diri seseorang walau setinggi mana pun kejayaan dicapai. 43. Apa yang saya buat ini (kerja-kerja sosial) semuanya bermula daripada didikan orang tua saya sendiri. 44. Saya sendiri berhutang sambil berniaga dan buat sumbangan amal jariah. Saya tak mahu tunggu hutang habis baru hendak buat semua ini. Saya takut kalau hutang habis saya pun mati dan apa pun tak sempat saya buat. 45. Saya biasa saja. Hidup saya tidak berubah, dari dulu beginilah. Saya terima apa saja nikmat yang diberikan oleh Allah. Tidak ada segelas air, ada setengah gelas pun saya bersyukur. 46. Kalau kerana sedikit bantuan itu mereka lulus peperiksaan dan hidup mereka menjadi lebih baik, saya sudah gembira. Saya tidak boleh buat banyak. Alhamdulillah, lebih baik buat sedikit daripada tidak buat langsung. 47. Saya tiada minat untuk beli kapal layar atau kapal terbang. Saya fikir kalau saya beli sesuatu biarlah orang ramai boleh pakai. Saya suka kalau saya beli sesuatu yang mahal, biarlah orang ramai boleh pakai. 48. Saya gembira dapat membantu. Saya mahu orang lain merasai (kesenangan) apa yang saya pernah rasa. Saya tahu bagaimana perasaanya. Saya kata kepada diri saya, apa yang saya dapat saya mesti beri orang lain merasainya sama. Jangan beri kurang, lebih tak mengapa. Itu yang membuat hati saya seronok. 49. Saya rasa saya ingin menyumbang lebih daripada ini. Saya kata kepada kawan-kawan ini baru warm-up saja; kita belum berjalan lagi. 50. Saya rasa kita terlalu banyak ketinggalan. Kepada anak-anak ibu; " Harta benda dan anak pinak itu ialah perhiasan di dunia; dan amal-amal soleh yang kekal faedahnya itu lebih baik pada sisi Tuhanmu sebagai pahala balasan, dan lebih baik sebagai asas yang memberi harapan" (Surah Al-Kahfi: Ayat 46)

1. Berkahwin tidak bermakna anda tidak akan keseorangan lagi. "Saya dan suami baru sahaja mengikuti kaunseling. Tiada apa-apa yang drastik cuma kami dapat rasakan bahawa kami semakin berjauhan dari segi emosi dan fizikal. Jiwa semakin terasa keseorangan. Nasib baik kami berdua cepat sedar dan sanggup mendapatkan bantuan daripada mengambil tindakan yang bertentangan." 2. Berkahwin tidak bermakna anda akan berasa menyintai atau dicintai setiap hari. "Kebahagiaan dalam perkahwinan tidak berlaku sekelip mata kerana masalah tentu akan timbul. Ada masalah besar dan ada yang kecil. Kadangkala anda akan merasakan diri sudah tidak dicintai." Amat penting bagi masing-masing mengucapkan perasaan cinta dan mencintai. 3. Anda masih perlu menghangatkan suasana. "Kami suami isteri mempunyai kerjaya yang sangat sibuk dan jarang dapat meluangkan masa bersama. Untuk mengelakkan perasaan seperti teman sebilik sahaja, kami cuba terapkan kebiasaan untuk memeluk antara satu sama lain dan bercerita setiap malam sebelum melelapkan mata." 4. Perkahwinan adalah sesuatu yang menyeronokkan. "Saya dan isteri amat menyenangi kehadiran masing-masing. Kami gemar bergelak ketawa bersama, bergurau dan mengusik. Setiap hari ada sahaja SMS yang dihantar... kadang kala lawak jenaka dan ada juga mesej berunsur seks nakal." 5. Lazimnya salah seorang akan lebih banyak berkorban. "Mana ada yang seratus peratus adil pembahagiannya. Selalunya isteri akan lebih banyak berkorban terutamanya dari segi kerjaya. Kadang-kala ada yang terpaksa melepaskan kenaikan pangkat kerana tidak ingin rumahtangga kucar-kacir." 6. Pasangan anda akan berubah mengikut masa. Anda harus menerima kenyataan bahawa masing-masing akan berubah mengikut masa. Kadang-kalanya dari segi perangai, rupa paras , bentuk badan dan hobi. Tiada orang yang akan kekal sama seperti mana mula-mula berkenalan dahulu. 7. Anda tidak semestinya akan bersetuju dalam semua perkara. Suami akan tetap mahu menggunakan wang bonus untuk membesarkan garaj manakala isteri inginkan sofa baru. Terimalah hakikat bahawa masing-masing ada keinginan yang berbeza. Yang penting tolak ansur-mungkin bonus tahun ini mengikut kehendak isteri manakala bonus tahun depan untuk suami pula. 8. Semakin lama berkahwin semakin bahagia. Pasangan yang memahami kehendak masing-masing dan mengamalkan tolak ansur dalam kebanyakan perkara sepanjang mereka berkahwin, lazimnya akan berjaya melawan badai atau apa-apa masalah. Mereka inilah yang dapat menikmati kemanisan berumahtangga. Sememangnya pasangan ini adalah "soulmate" masing-masing. 9. Hubungan seks ada turun naiknya. Kadang kala sangat berkesan dan ada kalanya tidak begitu memberansangkan. Masing-masing seharusnya menerima bahawa ianya bergantung kepada "mood" dan keadaan sekeliling. 10. Perasaan Ego yang berlebihan adalah amat berbahaya. Apabila perselisihan terjadi, masing-masing menjadi begitu sensitif dan mementingkan ego. Jika terlampau mengikut ego, anda mungkin akan memanjangkan masalah yang kecil. Elakkan daripada menyimpan perasaan marah terlalu lama kerana pasangan anda mungkin akan berubah hati. Sanggupkah anda?

Salam semua.. Minta maaf sebab dah lama tidak mengisi kat blog kami ini.Sekarang aku tengah berkursus di TMTC KL manakala isteriku sedang sarat mengandung.Harap kamu semua faham dengan keadaan kami.Apapun ulang tahun perkahwinan kami ini merupakan yang paling indah dalam kehidupan kami sekeluarga.Apapun terima kasih atas sokongan dan doa kamu semua diatas kebahagian kami sekeluarga.Wassalam..

Semoga Dipanjangkan Umur Dan Dimurahkan Rezeki Selalu Serta Diberikan Kesihatan Bersama Aiman Dan 'Baby' Yang Bakal Lahir Pada Bulan Jun 2010 Nanti.Apapun Semoga Kehidupan Kita Sekeluarga Dirahmati ALLAH SWT....AMin.....

Salam semua..
Lama dah tak update blog ni.Sibuk dengan kerja.Walaupun sibuk dengan kerja,tapi kesibukan itu tidak melupakan aku kepada harijadi isteriku pada keesokan hari,(18Mac2010).Tapi dalam kesibukan ini,aku tidak tahu hendak bagi hadiah buat isteriku.Tapi walaupun tiada hadiah yang teristimewa tapi kesetiaanku kepada isteriku adalah hadiah yang paling istimewa hingga akhir hayat.Apapun,aku mengucapkan "Selamat Hari Jadi Yang Ke 24".

Esok genap usiaku 24 tahun dan usia daku semakin tua serta mencapai usia kematangan.Maka,disamping hari yang semakin tua dan bersuami serta bapa kepada 1 orang anak,apa hadiah yang akan daku terima daripada keluarga daku?Esok pulak daku cuti pulak...Haha..


Selamat Hari Jadi Aiman Ke 2 Pada 29 Januari 2010 yang lalu.Sekarang baru sempat untuk memasukkan gambar harijadi aiman yang ke 2 tahun.Papa dan Umi mendoakan semoga Aiman dimurahkan rezeki,sihat walafiat serta dipanjangkan umur.Majlis harijadi ini diadakan di rumah mentua yang baru siap diduduki pada awal Januari 2010.Terima kasih kepada sesiapa yang mengucapkan 'Selamat Hari Jadi Aiman' dan menyokong kami sekeluarga.Amin....


Insafnya bila membaca artikel ini. Sememangnya Allah Maha berkuasa atas tiap sesuatu dan jika DIA menghendaki semuanya boleh dilakukan hanya dengan “jadi” maka jadilah ia. Marilah kita memperbaiki diri juga meningkatkan amalan kita.

Dalam sebuah artikel diruangan Pedoman & Iktibar majalah Mastika keluaran Julai 2008 (ms118) ada kisah menarik selain daripada artikel mengenai Tok Guru Nik Abdul Aziz di ms 84. Meremang bulu roma saya setelah membaca kehebatan ulama tersebut sehinggakan didalam perjalanan terakhir beliau menuju ke alam barzakh pun masih lagi “berdakwah” hingga pilot terbabit dengan izin Allah memeluk Islam.

Bukan itu sahaja, menurut pilot tersebut, di sepanjang penerbangan tersebut awan memayungi pesawat tersebut sedangkan tempat lain keadaan panas terik. Kejadian tersebut juga disaksikan oleh krew pernerbangan tersebut. Melihat kepada kejadian aneh itulah, pilot tersebut mengambil keputusan untuk memeluk Islam. Subhanallah.
Siapakah ulama tersebut? Tidak dinyatakan namanya tetapi banyak fakta2 yang menarik berkenaan ulama tersebut yang boleh membawa kita mengenali siapakah beliau. Antaranya :
Beliau merupakan seorang yang terkenal yang berjuang atas nama Islam.
Beliau meninggal dunia akibat serangan sakit jantung 6 tahun yang lepas di sebuah Hospital di Kuala Lumpur
Jenazah beliau diterbangkan ke sebuah negeri di utara dengan pesawat Hercules TUDM daripada airport Subang. Selain itu jenazah beliau juga diiringi oleh polis.
Disemadikan di sebuah madrasah negeri kelahiran beliau sesuai dengan wasiat beliau.
Ribuan rakyat hadir dari seluruh pelusuk negara untuk memberi penghormatan terakhir kepada beliau, sehinggakan setiap orang yang datang berebut-rebut hendak mengangkat jenazah beliau.
Itulah antara fakta2 yang dinyatakan tentang jenazah ulama tersebut. Saya yakin, berdasarkan fakta2 tersebut, ulama yang dimaksudkan ialah Almarhum Ustaz Fadhil Nor, mantan Presiden PAS.
Almarhum meninggal dunia akibat serangan sakit jantung di HUKM pada 23 Jun 2002. Almarhum disemadikan di Madrasah Darul Ulum, Pokok Sena, Kedah negeri kelahirannya. Jenazah Almarhum diterbangkan dengan pesawat Hercules TUDM di Subang dan tiba di airport Kepala Batas dengan disambut lebih 20,000 orang. Ramainya orang yang datang untuk memberi penghormatan terakhir kepada Almarhum sehinggakan jalan raya sesak teruk lebih 20 km. Kesan kesesakkan tersebut telah bermula dari tol-tol yang menghala ke Kedah, dan orang ramai terpaksa berjalan kaki ke Darul Ulum sejauh 10 km. Subhanallah.

Cerita awan memayungi pesawat yang membawa jenazah Almarhum Ustaz Fadhil Nor ini mungkin baru kita dengar. Dan ia diceritakan oleh pilot yang membawa kapal terbang tersebut. Inilah bila berjuang dengan keikhlasan, balasan yang Allah tunjukkan dengan jelas kepada kita dan ia sebagai pemangkin semangat kita untuk terus memperjuangkan agama Allah. Kehebatan & keikhlasan Almarhum berdakwah dan berjuang untuk agama sehinggakan didalam perjalanan terakhir beliau menuju ke alam barzakh pun masih lagi “berdakwah” hingga pilot terbabit dengan izin Allah memeluk Islam. Sememangnya Almarhum berjuang tanpa mengenal erti penat dan lelah untuk memartabatkan agama Allah di bumi Malaysia ini. Almarhum disegani teman dan lawan.

Semoga Allah mencucuri rahmat ke atas roh Almarhum.
Al-Fatihah.

Sahabat baik saya, Saudara Muhaimin Sulam pada masa ini sedang menulis tesis Phd beliau mengenai mantan Presiden PAS iaitu Almarhum Ustaz Fadzil Mohd Noor.Muhaimin memberitahu saya dalam menyediakan tesisnya beliau telah antara lain menemubual Tun Mahathir bagi mendapatkan pandangannya tentang Almarhum.Mahathir memberitahu Muhaimin bahawa beliau amat menghormati Almarhum dan mengakui bahawa meskipun Almarhum adalah pemimpin pembangkang namun beliau banyak belajar dari Almarhum.Seorang lagi pemimpin yang ditemubual oleh Muhaimin adalah Lim Keng Yeik iaitu mantan presiden Gerakan. Lim Keng Yeik juga menghormati kebijaksanaa Almarhum.Dalam kesempatan ini saya ingin berkongsi dengan para pembaca tentang dua insiden yang saya pernah lalui bersama dengan Almarhum . Dua insiden itu bagi saya menunjukkan ketelitian dan kebijaksanaa Ustaz Fadzil Mohd Noor.Insiden pertama adalah apabila saya menjadi penterjemah beliau semasa beliau ditemubual oleh seorang wartawan Austria. Temubual itu berlangsung di Pejabat Harakah di Jalan Pahang. Memandangkan saya secara kebetulan ada di situ Almarhum mengajak saya untuk hadir di temubual itu sekaligus menjadi penterjemah beliau.Banyak soalan yang diajukan oleh wartawan tersebut kepada Almarhum. Dalam banyak jawapan yang diberikan oleh Ustaz Fadzil, saya amat tertarik dengan jawapan yang beliau berikan kepada satu soalan yang saya kira satu soalan untuk memerangkap beliau.Wartawan Austria itu bertanya kepada Ustaz Fadzil apakah yang PAS akan lakukan kepada pernigaan judi di Genting Highland jika PAS ditakdirkan memerintah Malaysia ?Sebelum Ustaz Fadzil menjawab soalan tersebut saya tertanya-tanya bagaimanakah Ustaz Fadzil akan menjawab soalan tersebut. Saya dapat merasakan bahawa wartawan Austria itu mahukan Ustaz Fadzil Noor menjawab bahawa PAS akan menutup pusat judi di Genting Highland kerana judi adalah haram menurut Islam. Saya percaya jika begitulah jawapan Ustaz Fadzil Noor maka itulah yang dimahukan oleh wartawan barat itu bagi menunjukkan bahawa gerakan Islam seperti PAS adalah ekstrim dan jika memerintah maka kononnya hak orang buka Islam akan tergugat.Saya jenuh memikirkan bagaimanakah Ustaz Fadzil akan menjawab soalan tersebut. Sebelum Ustaz Fadzil ditanya soalan itu saya ada membaca di akhbar the star yang diterbitkan sebelum temubual itu tentang jawapan yang diberikan oleh pemimpin PAS yang lain bahawa PAS akan menutup pusat perjudian itu jika PAS memerintah Malaysia. Saya merasakan meskipun jawapan itu tidak salah dari sudut agama namun menjawab secara sebegitu akan menguatkan persepsi di kalangan orang bukan Islam yang tidak memahami Islam bahawa itulah PAS sebuah parti yang ekstrem. Mari kita lihat kebijaksanaan Ustaz Fadzil menjawab soalan yang saya nyatakan di atas. Beliau menjawab lebih kurang begini : “ Bagi kita ( PAS ) ada isu yang lebih besar dari isu yang kamu bangkitkan tersebut. Bagi kita ( PAS ) isu tentang penyalahgunaan kuasa, isu rasuah , isu pencabulan hak asasi dan isu pencabulan sistem demokrasi dalam negara ini adalah isu-isu besar yang rakyat mahukan kita ( PAS ) membuat perubahan jika kita ditakdirkan mengambil alih kuasa dari Barisan Nasional.”Sebaik sahaja saya mendengar jawapan itu saya berkata dalam hati memang layaklah Ustaz Fadzil menjadi pemimpin saya. Jawapan yang amat bijaksana. Beliau tidak kata beliau tidak akan haramkan judi oleh itu tidak boleh dituduh PAS sudah menggadai prinsip. Cara beliau mengalih ( divert ) persoalan yang dibangkitkan amat menakjubkan.Dalam satu insiden yang lain saya kebetulan berkesempatan makan tengah hari bersama beliau di kantin Parlimen. Semasa makan tersebut beliau menceritakan kepada saya tentang isu yang berlaku di Parlimen. Beliau memberitahu saya bahawa beliau tidak begitu senang hati dengan cara ahli-ahli Parlimen Umno menyerang pentadbiran Taliban di Afghanistan. Ustaz Fadzil memberitahu cara Umno menyerang Taliban adalah dengan cara yang tidak adil kerana tidak langsung menceritakan aspek positif pemerintah Taliban khususnya kejayaan Taliban menyelesaikan isu dadah di negara itu.Ustaz Fadzil memberitahu saya pada mulanya beliau ingin bangun dan membela Taliban yang diserang secara tidak adil oleh Umno. Namun beliau menyatakan bahawa beliau berfikir panjang sebelum meneruskan hasratnya itu. Beliau menyatakan bahawa beliau amat khuatir dan bimbang jika beliau bangun membela Taliban yang diserang secara tidak adil oleh Umno, PAS akan dilihat membela Taliban . Apabila PAS dilihat membela Taliban, ujar Ustaz Fadzil, maka rakyat negara ini akan dimomokkan oleh Umno bahawa PAS adalah sama dengan Taliban. Dan ini , dari segi politik, akan menyukarkan PAS untuk menangkis serangan Umno itu dalam keadaan Umno menguasai media massa. Maka beliau mengambil keputusan tidak bangun untuk membela Taliban.Sekali lagi saya lihat kebijaksanaan Ustaz Fadzil. Beliau amat teliti dan cermat dalam mengambil satu-satu pendirian. Meskipun apa yang beliau ingin buat itu betul ( membela pihak yang diserang secara tidak adil ) namun sebagai pemimpin beliau memikirkan kesan apa yang beliau buat itu. Inilah antara lain kualiti seorang pemimpin – sentiasa memikirkan kesan sesuatu tindakan yang ingin dilakukan.Apa yang Ustaz Fadzil lakukan tersebut, bagi saya, adalah mencontohi apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w. Bagi kita yang menekuni seerah Rasulullah s.a.w pasti akan tahu bagaimana kisah Rasulullah s.a.w. dan pemimpin Munafiq Abdullah bin Ubay bin Salul . Meskipun diminta oleh para sahabat untuk membunuh Abdullah bin Ubay namun Rasulullah s.a.w enggan melakukan hal tersebut. Rasullullah s.a.w menolak saranan para sahabat tersebut kerana tidak mahu dikatakan orang selepas itu bahawa Muhammad telah membunuh sahabatnya sendiri.Kita lihat juga peristiwa penaklukan bumi Palestine pada tahun 637 Masihi oleh Syaidina Umar . Semasa Syaidina Umar berada di dalam gereja waktu solat pun tiba. Paderi menyuruh beliau bersembahyang dalam gereja tersebut. Syaidina Umar dengan penuh hikmah menolak pelawaan tersebut . Umar jelaskan pada Paderi tersebut sekiranya beliau sembahyang di situ kaum muslim akan ingin mengingati peristwa bersejarah itu dengan mendirikan masjid di tempat itu ( gereja itu ) dan jika itu berlaku kaum muslim akan memusnahkan gereja itu. Lihatlah sikap seorang pemimpin. Sentiasa memikirkan kesan apa yang ingin dilakukan. Moga kita dapat mengambil pengajaran dari kisah di atas.
Petikan Oleh : MOHAMED HANIPA MAIDIN

Saya ingin mulakan tulisan ini dengan mengucapkan rasa kesyukuran ke hadrat Allah di atas istiqamahnya pendirian Tuan Guru Presiden PAS yang secara jelas menyatakan bahawa Islam tidak melarang penggunaan kalimah Allah oleh agama lain .Ustaz Hadi menyatakan “ kita tidak boleh melarang mereka ( bukan Islam ) dari menggunakan nama Allah meskipun Allah bagi mereka bukan seperti yang kita yakini iaitu Tuhan yang Esa.” Bagi saya sikap Tuan Guru Presiden ini melambangkan konsistennya budaya PAS iaitu ilmu mendahului emosi, kebenaran mendahului perasaan.Jika emosi yang menjadi sandaran pegangan PAS sudah tentu PAS boleh dengan mudah mengerahkan para penyokongnya dan umat Islam negara ini mengadakan perhimpunan besar-besaran bagi menentang keputusan Yang Arif Hakim Lau Bee Lan yang membenarkan akhbar Herald menggunakan kalimah Allah di dalam edisi melayu akhbar tersebut.Namun, tidak seperti Umno , PAS tidak membuat sesuatu pendirian berdasarkan emosi. Bagi PAS jika ajaran Islam membenarkan kalimah Allah digunakan oleh mana-mana manusia di dunia ini maka itu jugalah pendirian parti Islam ini. Ya, mungkin mudah sahaja pendirian seperti ini dimanipulasi oleh mereka yang ingin memanipulasi. Bagi golongan “muta’asibin ( yang taksub ) pendirian PAS ini dianggap satu pendirian yang lunak dan lembut dan sekadar ingin menjaga hati para pengundi bukan Islam.PAS peka mengambil pendirian sepertimana yang PAS ambil akan mengundang persepsi seperti itu apatah lagi sejak awal Umno memang tidak pernah bercita-cita untuk mendidik rakyat untuk memahami isu ini menurut perspektif yang betul baik perspektif Islam atau perspektif Perlembagaan.PAS melihat isu ini dari sudut keadilan. Keadilan adalah bersifat mutlak dalam Islam. Ianya bermakna keadilan mesti dilakukan dalam apa juga keadaan dan kepada mana-mana orang. Kehebatan ajaran Islam tentang perspektif keadilan terserlah apabila ia mengarahkan keadilan itu ditegakkan walaupun ke atas musuh. Permusuhan atau perseteruan tidak boleh menjadi alasan untuk mengkrompomi keadilan. Kesediaan Rasullulah s.a.w memotong tangan puteri kesayangannya sendiri jika Fatimah terbukti mencuri memperlihatkan betapa tingginya nilai keadilan yang Islam perjuangkan.Siapa tidak kenal kebobrokan bangsa Yahudi. Apa yang tidak dilakukan oleh orang Yahudi ke atas para Nabi termasuk Nabi Muhammad s.a.w. Namun tidakkah kita sedar asbabun nuzul ( sebab turun ayat ) surah Al-Nisa ayat 105 menunjukkan bagaimana Islam membebaskan tuduhan ke atas orang Yahudi yang dianiyai dengan tuduhan palsu oleh orang Islam sendiri. Tu‘ma ibnu Ubayriq , seorang Islam yang mencuri baju besi tetapi kemudiannya meletakkan baju curi tersebut di rumah orang Yahudi. Meskipun Tu’ma bersumpah dengan nama Allah bahawa dia tidak mencuri dan menuduh orang Yahudi itu yang mencuri dan dalam keadaan kaum Tu’ma meminta Rasulullah s.a.w membela Tu’ma namun ayat Allah membebaskan bangsa Yahudi yang dianiyai itu.Jika emosi dan taksub menjadi taruhan dan sandaran sudah tentu orang Islam yang dibela ( kerana seagama ) dan Yahudi ( berlainan agama dan zalim dengan orang Islam ) dibiarkan terbiar dianiaya.Tetapi itulah Islam. Keadilannya merentasi garisan perkauman dan keagamaan.Dalam konteks keadilan itulah PAS mengambil keputusan bahawa adalah tidak adil kita melarang orang Kristian dari menggunakan kalimah Allah. Ada hujah yang menyatakan bahawa Allah bagi orang Kristian tidak sama dengan Allah menurut fahaman orang Islam. Jawab PAS betullah tu. Jika dari awal lagi mereka berpendirian seperti kita sudah tentu mereka sudah Islam.Sebab itu para Rasul diutuskan untuk berda’wa kerana disamping manusia yang kafir mentauhidkan Allah dalam konteks RububiyyahNya iaitu meyakini Allah sebagai Rabb ( Pentadbir / Penjaga ) alam semesta ini mereka tidak mengesakan Allah yang sama sebagai Tuhan yang selayaknya disembah. Apabila Hakim Lau Bee Lan menyatakan bahawa Allah bukan ekslusif untuk orang Islam sahaja , dari segi Islam di mana silapnya ? Sepertimana kata Yusuf Al-Qardhawi sebaik sahaja kita buka Al-Quran dan membaca Al-Fatihah kita sudah disajikan dengan kalimah “Allahu rabb al-‘alamin” bukan Rabb Al- Muslimin au Rabb al-masihiyyin . Jika dari segi Islam tidak salah adilkah kita untuk menyatakan ianya salah hanya kerana yang menggunakan kalimah itu adalah orang Kristian.Dalam penghakimannya Hakim Lau Bee Lan menyatakan “adalah tidak munasabah dan tidak rasional bagi pihak KDN kerana dalam satu masa tidak melarang perhimpunan Gereja Katholik menggunakan kalimah Allah dalam ibadat mereka dan aktiviti keagamaan mereka tetapi dalam masa yang sama kalimah yang sama tidak boleh digunakan dalam penerbitan yang tujuannya membantu pengganut Kristian dalam ibadat dan aktiviti keagamaan mereka. Secara jujur saya setuju dengan alasan Hakim itu. Kenapa adanya sikap double standard di situ ?Siapa yang membaca kesemua 57 mukasurat penghakiman Hakim Lau Bee Lan akan tentu terkejut apabila para peguam akhbar the Herald membangkitkan secara terperinci bersama-sama bukti dokumentari bagi menunjukkan bahawa kalimah Allah telah lama digunakan oleh orang Kristian, peguam KDN dikatakan tidak langsung menyangkal hal tersebut.Sebagai contoh peguam Herald menyatakan sudah 15 abad Kristian dan Arab Muslim telah menggunakan kalimah Allah bagi merujuk Tuhan yang Esa. Bahasa melayu telah menjadi Lingua Franca kepada penganut Katolik sejak berkurun-kurun khususnya yang tinggal di Melaka dan Pulau Pinang dan telah mengamalkan dan ber”sembahyang” dalam bahasa Melayu.Kalimah God telah diterjemah sebagai Allah dalam “Istilah Agama Kristian Bahasa Inggeris ke Bahasa Malaysia” yang diterbitkan pertama kali oleh Catholic Bishops Conference of Malaysia pada tahun 1989 . Kamus Melayu-Latin yang diterbitkan sejak tahun 1631 telah menterjemah perkataan “Deus” (Kalimah Latin untuk God ) sebagai “Alla” dalam terjemahan Melayu. Dalam Bahasa Malaysia dan Bahasa Indonesia, kalimah “Allah” telah digunakan secara terus menerus dalam edisi Matthew’s Gospel di Malaysia pada tahun 1629 dan dalam Bible Melayu pertama yang lengkap pada tahun 1733 dan Bible Melayu yang Kedua Lengkappada tahun 1879 sehingga sekarang .Munshi Abdullah yang dianggap bapa kesusasteraan Melayu telah menterjemah Gospels ke dalam Bahasa Melayu pada tahun 1852 dan beliau telah terjemah perkataan “God” sebagai “Allah”. Telah ada Bible yang diterjemah ke dalam Bahasa Melayu yang wujud sebelum 1957 yang mana terjemahannya telah dibuat oleh British and Foreign Bible Society di mana kalimah “Allah” telah digunakan .Apabila peguam KDN tidak menyangkal dan mempertikaikan fakta-fakta di atas mengapa kita harus marah apabila Mahkamah memutusakn bahawa ia tidak ada pilihan selain menyatakan bahawa kenapa dengan tiba-tiba sahaja kalimah Allah kini tidak boleh digunakan oleh Herald ?Perlukan saya beritahu KDN bahawa di dalam perbicaraan Mahkamah kaedah yang dipakai adalah “ apabila sesuatu fakta itu tidak disangkal ianya dikira dipersetujui atau diterima.”

OLEH : MOHAMED HANIPA MAIDIN


Perkahwinan merupakan fitrah yang Allah anugerahkan ke atas manusia, baik lelaki mahupun perempuan. Menurut Islam perkahwinan bukanlah atas tuntutan nafsu, tetapi atas tuntutan agama. Perkahwinan bukan semata-mata untuk memuaskan syahwat tetapi untuk memenuhi kehendak tujuan kejadian manusia iaitu untuk beribadah kepada Allah. Kerana itu setiap Muslim mahupun Muslimah perlu merancang agar perkahwinan mereka tergolong di dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ila Allah).

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda;
Wanita itu dinikahi kerana empat perkara: kerana hartanya; kerana keturunannya; kerana kecantikannya; kerana agamanya. Pilihlah olehmu wanita yang beragama nescaya kamu berbahagia”. [HR Bukhari dan Muslim]

Hadis di atas menerangkan pedoman dari Rasulullah bahawa asas perkahwinan mestilah didasarkan kepada ketakwaan. Muslimin dan Muslimat di sarankan agar memotivasikan diri untuk menjadikan perkahwinan itu sebagai rangka mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Taala.

Perkahwinan merupakan pangkal, sementara berbagai-bagai hubungan lain hanyalah cabang dari adanya hubungan perkahwinan. Dengan kata lain, jika tidak ada perkahwinan, tidak mungkin muncul status suami, isteri, anak, bapa, ibu dan sebagainya.Islam telah menganjurkan kaum Muslimin untuk melangsungkan perkahwinan. Ibnu Mas’udradhiallahu anhu menuturkan bahawa Rasulullah bersabda sebagai berikut:
Wahai para pemuda, siapa saja di antara kalian yang telah mampu memikul beban, hendaklah ia segera bernikah, kerana hal itu dapat menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan. Sebaliknya siapa sahaja yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa, kerana hal itu dapat menjadi perisai.”

Seorang Muslim atau Muslimah yang baik selalu berharap kepada Allah agar mendapatkan pasangan yang dapat menjaga kehormatan dirinya, keluarganya dan kedekatannya kepada Allah Subhanahu wa Taala. Ia akan bersyukur jika ia berhasil memiliki pasangan yang soleh/solehah. Sebab ia telah mendapat keberuntungan yang paling besar. Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita solehah.” [HR Muslim]

Seorang Muslim tidak dianjurkan menikahi seseorang kerana kecantikannya, kekayaannya mahupun darjatnya, tetapi dianjurkan agar memilih yang bertaqwa. Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda;
Janganlah kalian menikahi perempuan itu kerana kecantikannya, mungkin kecantikannya itu akan membawa kerosakan bagi mereka sendiri. Janganlah pula kalian menikahi mereka kerana mengharap harta mereka, mungkin hartanya itu akan menyebabkan mereka sombong. Akan tetapi, nikahilah mereka dengan dasar agamanya. Sesungguhnya hamba sahaya yang hitam lebih baik, asalkan ia beragama.” [HR Ibnu Majah]
Hadis di atas menuntut agar seseorang berkahwin kerana agama dan bukan kerana selainnya. Apa yang penting, setiap perkahwinan itu mestilah berdasarkan cinta kasih pasangan kerana Allah. Jika setiap pasangan berkahwin atas cinta kerana Allah, nescaya mereka akan beroleh rahmat dari perkahwinan tersebut sebagaimana Firman AllahSubhanahu wa Taala:
Di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari jenis kalian sendiri supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikanNya di antara kalian rasa kasih dan sayang.” [TMQ ar-Rum (30):21]

Ketika
Niat
Penjelasan
1. berkumur "Ya Allah, ampunilah dosa mulut dan lidahku ini".
Kita hari-hari bercakap benda-benda yang tak berfaedah.
2. membasuh muka "Ya Allah, putihkanlah muka ku di akhirat kelak, Janganlah Kau hitamkan muka ku ini". Ahli syurga mukanya putih berseri-seri.
3. membasuh tangan kanan "Ya Allah, berikanlah hisab-hisab ku ditangan kanan ku ini". Ahli syurga diberikan hisab- hisabnya di tangan kanan .
4. membasuh tangan kiri "Ya Allah, janganlah Kau berikan hisab- hisab ku di tangan kiri ku ini". Ahli neraka diberikan hisab- hisabnya di tangan kiri .
5. membasuh kepala "Ya Allah, lindunganlah daku dari terik matahari di padang Masyar dengan Arasy Mu". Panas di Padang Masyar macam matahari sejengkal di atas kepala.
6. membasuh telinga "Ya Allah, ampunilah dosa telinga ku ini". Hari-hari mendengar orang mengumpat, memfitnah dll.
7. membasuh kaki kanan "Ya Allah, permudahkanlah aku melintasi titian Siratul Mustaqqim". Ahli syurga melintasi titian dengan pantas sekali.
8. membasuh kaki kiri "Ya, Allah, bawakanlah daku pergi ke masjid-masjid, surau-surau dan bukan tempat-tempat maksiat". Qada' dan Qadar kita di tangan Allah.

Ramai di antara kita yang tidak sedar akan hakikat bahawa setiap yang
dituntut dalam Islam mempunyai hikmahnya yang tersendiri. Pernah kita terfikir mengapa kita mengambil wuduk sedemikian rupa? Pernah kita terfikir segala hikmah yang kita perolehi dalam menghayati Islam?

Pernah kita terfikir mengapa Allah lahirkan kita sebagai umat Islam?
Bersyukurlah dan bertaubat selalu.

Keputusan hakim Mahkamah Tinggi pada 31 Disember 2009 bahawa penerbitan Herald boleh terus menggunakan istilah Allah dalam penerbitan edisi Bahasa Malaysia telah mencetuskan pelbagai reaksi daripada beberapa pihak di seluruh negara.

Sesetengah daripada komen dan reaksi tersebut tidak membantu usaha pengukuhan perpaduan dan hubungan antara kaum di negara ini.

Sejurus selepas perkara ini dibawa ke mahkamah, saya telah menggesa semua pihak supaya menghormati dan memberikan sepenuhnya kebebasan kepada mahkamah untuk menjalankan tanggungjawabnya.

Saya percaya bahawa hakim Datuk Lau Bee Lian telah melihat segala aspek sejarah dan hak perlembagaan sebelum membuat keputusan tersebut.

Dari aspek sejarah, istilah Allah telah digunakan sejak sekian lama, yakni sebelum rakyat Sabah memutuskan untuk menubuhkan Malaysia bersama-sama dengan Tanah Melayu, Singapura dan Sarawak pada 1963.

Masyarakat Sabah telah menggunakan bahasa Melayu sesuai dengan statusnya sebagai lingua franca di rantau ini. Agama Kristian mulai bertapak di Sabah sejak 1881 dan terus berkembang selepas itu.

Bagi masyarakat bumiputera Kristian di Sabah seperti Kadazandusun dan Murut, upacara ibadat diadakan dalam tiga bahasa iaitu bahasa Inggeris, Melayu dan bahasa ibunda mereka.

Dalam upacara ibadat yang menggunakan bahasa Inggeris, istilah yang digunakan ialah God, manakala upacara ibadat dalam bahasa Melayu menggunakan istilah Allah dan upacara ibadat dalam bahasa ibunda, misalnya dalam bahasa Kadazandusun, menggunakan istilah 'Kinoingan'.

Kebanyakan gereja di kawasan bandar menggunakan bahasa Inggeris, manakala bahasa Melayu dan bahasa ibunda digunakan dengan meluas di gereja-gereja di kawasan luar bandar di Sabah.

Pengiktirafan bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan dan bahasa perantara dalam sistem pendidikan negara telah memperluaskan lagi pengaruh bahasa ini di kalangan masyarakat Sabah.

Generasi yang lahir selepas dasar ini dibuat lebih selesa menggunakan bahasa Melayu. Mereka juga lebih selesa menghadiri upacara-upacara ibadat yang diadakan dalam bahasa kebangsaan ini.

Generasi muda masyarakat bumiputera Kristian dari Sabah yang berhijrah ke Semenanjung sama ada untuk bekerja atau melanjutkan pelajaran turut meminta pihak gereja di sini supaya upacara ibadat dalam bahasa Melayu turut diadakan kerana mereka sudah serasi dengan penggunaan bahasa ini.

UPKO merasakan bahawa setiap anggota masyarakat diberikan kebebasan untuk terus menunaikan ibadat keagamaan mereka dalam keadaan yang tenang serta dapat menggunakan bahasa serta istilah-istilah yang mereka berasa selesa untuk menggunakannya sepanjang upacara ibadat tersebut.

Penggunaan nama Allah dalam menterjemahkan Bible (bahasa Inggeris) ke Alkitab (bahasa Melayu) dibuat oleh mereka yang datang menyebarkan Injil di Borneo beratus-ratus tahun dahulu. Orang-orang ini datang dari Australia dan Britain.

Saya sendiri tidak tahu mengapa mereka memilih nama Allah sebagai terjemahan God dalam Alkitab. Kemungkinan mereka merujuk Alkitab edisi bahasa Arab dan memutuskan untuk menggunakan nama yang sama seperti yang digunakan oleh orang Kristian Arab.

Lagi pun orang Kristian Arab muncul lebih awal daripada orang muslim Arab. Katakan, mereka menggunakan nama lain pada masa mula-mula Alkitab diterbitkan dalam bahasa Melayu, kami orang Kristian dari suku-suku minoriti di Sarawak akan terima sahaja.

Saya pasti pada masa itu, ketika Sarawak belum bergabung dengan Malaya, tiada masalah menggunakan nama Allah sebab tiada halangan dan larangan daripada sesiapa.

Sekarang sudah sekian lama kami menggunakan nama Allah dalam semua ibadah, doa, nyanyian, serta penulisan dan penerbitan. Amalan ini terbawa-bawa sehingga terbentuknya Malaysia.

Kalaulah orang Sarawak yang berkepercayaan Kristian tahu bahawa mereka akan dihalang menggunakan nama Allah setelah bergabung dengan Malaya, saya fikir, belum tentu terbentuk sebuah negara Malaysia.

Dalam hujah peguam yang mewakili Herald di mahkamah, mereka menunjukkan bukti bahawa sudah ada bahan terbitan Kristian dalam bahasa Melayu sejak lebih kurang 400 tahun yang lampau. Maka dakwaan orang muslim Malaysia bahawa orang Kristian di Malaysia baru sahaja hendak menggunakan nama Allah adalah tidak berasas.

Nama Allah sudah lama kami gunakan. Kenapa sekarang, orang muslim Malaysia hendak menghalang kami daripada menggunakan nama Allah yang sudah sekian lama kami guna pakai, malah sebelum terbentuknya Malaysia lagi?

Suku-suku peribumi di Sarawak tidak fasih berbahasa Inggeris. Oleh sebab itu mereka tidak mampu memiliki Alkitab dalam bahasa Inggeris yang dipanggil Bible. Namun mereka boleh memahami bahasa Melayu atau bahasa Malaysia.

Pada masa sama, agak sukar untuk terjemahkan Bible ke bahasa ibunda suku masing-masing kerana kekurangan pakar bahasa di kalangan mereka.

Maka, untuk memudahkan orang Kristian daripada suku-suku peribumi ini dapat memperdalamkan pengetahuan mereka dalam kepercayaan Kristian, mereka perlu memiliki satu Bible yang diterjemahkan dalam bahasa yang mereka fahami, iaitu bahasa Melayu loghat Indonesia.

Pada masa itu, orang Melayu di Malaya belum dikenali sangat oleh suku-suku peribumi Sarawak ini, begitu juga bahasa mereka. Maka, mereka mendapat terjemahan Bible dalam bahasa Indonesia yang dipanggil Alkitab Suci.

Kandungan Bible yang merujuk kepada Lord God juga diterjemah sebagai Tuhan Allah tanpa ada sebarang masalah. Ia diterima dengan aman dan sukacita. Saya yakin Alkitab pada masa itu dicetak di Indonesia, dan orang muslin di Indonesia tidak pernah dikelirukan iman mereka sampai sekarang.

Pada tahun 16 Sept 1963 maka terbentuklah Malaysia. Sarawak bergabung dengan Malaya membentuk Malaysia.

Sarawak, bersama-sama rakyatnya seperti kami, membawa masuk kepercayaan Kristian kami ke dalam kelompok rakyat Malaysia. Kami tidak pernah diarahkan supaya berhenti guna nama Allah selepas bergabung dengan Malaysia.

Kami pun tidak terfikir bahawa suatu hari nanti orang muslim Malaysia akan melarang kami menggunakan nama Allah kerana kami sedia maklum bahasa perkataan Allah adalah dipetik dari bahasa Arab, bukan bahasa Melayu.

Sehinggalah sekarang, baru kami tersentak dan terkejut. Kami dilarang menggunakan nama Allah dalam Alkitab, dalam semua penulisan dan penerbitan Kristian.

Sudah sekian lama kami sudah panggil Dia yang kami sembah sebagai Tuhan Allah, dan sekarang ia dilarang pula. Saya kasihan memikirkan tentang nenek, datuk dan ibu bapa kami di kampung yang tidak tahu-menahu bahawa mereka dilarang menyebut nama Tuhan Allah.

Bagaimana kami cucu-cuc dan anak-anak mereka hendak menerangkan kepada mereka mengenai larangan ini? Mereka sudah tentu akan menjawab, "sudah sekian lama kita menyebut nama Tuhan Allah, kenapa sekarang tidak boleh?"

Saya yakin, walau dilarang sekalipun, mereka akan tetap menyebut nama Tuhan Allah sampai bila-bila sebab perkataan itu adalah nama yang mereka sebut sejak turun-temurun.

Generasi terkini, yang fasih berbahasa Inggeris, tidak mempunyai masalah kerana mereka mampu mengerti Alkitab dalam bahasa Inggeris iaitu Bible dan boleh menghadiri kebaktian atau semua aktiviti ibadah, doa, nyanyian dalam bahasa Inggeris di mana-mana tanpa perlu menyebut Allah, melainkan Lord God.

Tetapi orang yang tidak fasih berbahasa Inggeris terpaksa menggunakan bahasa Melayu atau bahasa Malaysia. Pada masa dulu, setelah mengikuti sekolah di bawah kerajaan Malaysia, semakin ramai anak-anak generasi masa itu fasih berbahasa Melayu.

Apabila bahasa Malaysia menjadi semakin digunakan berbanding bahasa Indonesia, maka wujud satu generasi yang kurang memahami bahasa Indonesia tetapi lebih memahami bahasa Malaysia.

Maka, diusahakan satu terjemahan Alkitab dalam bahasa Malaysia yang masih mengekalkan nama Allah. Salah satu Alkitab terjemahan bahasa Malaysia ada pada simpanan saya dan itulah Alkitab yang sentiasa saya gunakan.

Di kampung sendiri mungkin boleh menggunakan bahasa ibunda sendiri, tetapi nama Tuhan Allah tetap digunakan. Sebab dalam bahasa ibunda, tiada perkataan lain yang sesuai untuk menggantikan nama Allah. Lagipun kami sudah sebati dengan nama ini kerana sudah dipakai sejak turun-temurun.

Mungkin ada suku-suku yang telah memilih nama khas dalam bahasa mereka untuk tujuan terjemahan dalam bahasa masing-masing, tapi dalam bahasa suku saya, belum ada.

Jadi dalam kes suku saya, masih kena menggunakan nama Tuhan Allah, lagi pun suku saya kekurangan perkataan. Banyak perkataan yang dipinjam daripada suku atau bangsa lain. Berbeza di bandar, anggota sesebuah gereja itu terdiri daripada pelbagai suku bangsa.

Ada gereja yang mengadakan dua sesi kebaktian pada hari Ahad, satu sesi untuk penutur bahasa Inggeris, satu sesi untuk mereka berbahasa Malaysia. Ada juga yang mengadakan sesi untuk bahasa Cina dan Tamil, bergantung kepada keperluan bahasa dalam gereja itu.

Di bandar, saya menghadiri sesi berbahasa Melayu sebab saya kurang fasih berbahasa Inggeris. Dalam gereja terdapat pelbagai suku bangsa, maka kena menggunakan bahasa Melayu yang mudah difahami semua orang. Jadi, cuba fikirkan?

Sampai hatikah orang muslim Malaysia memaksa orang-orang seperti saya daripada suku-suku minoriti yang lemah ini berhenti memanggil Tuhan mereka dengan nama Tuhan Allah? Jangan lupa bahawa kami sudah lama, malah sebelum terbentuknya Malaysia, telah memanggil Tuhan yang kami sembah dengan nama Tuhan Allah.

Andai kata kami semua fasih berbahasa Inggeris, saya yakin Bible tidak akan diterjemah ke bahasa Indonesia atau bahasa Melayu.

Andai kata pada masa dulu orang yang mula-mula menterjemahkan Bible kepada bahasa Indonesia atau bahasa Malaysia memilih nama lain untuk terjemahkan God, dan bukan Allah, kami tidak kisah asalkan nama itu merujuk kepada Tuhan yang menciptakan alam semesta, bumi serta segala isinya, manusia iaitu Adam dan Hawa.

Asalkan nama itu merujuk kepada Tuhan yang disembah oleh Nabi Abaraham, Isak dan Yakub, Tuhan yang disembah oleh Nabi Noh, Tuhan yang disembah oleh Nabi Musa yang membawa orang Israel keluar dari tanah Mesir, Nabi Harun, Tuhan yang disembah oleh Maria (bukan Nabi) yang melahirkan Yesus (Nabi Isa) secara luar biasa tanpa persetubuhan.

Bagi kami, nama itu tidak penting, yang penting kami menyembah Tuhan yang sama seperti yang disembah oleh Nabi-nabi yang tersebut tadi.

Namun begitu, nama Allah sudah turun-temurun kami guna pakai untuk berseru kepada Tuhan yang disembah Nabi Abraham dan Nabi-Nabi lain. Sudah sebati di hati kami.

Kami boleh saja tukar nama itu bila-bila masa. Tetapi, sudah sekian lama kami memanggil nama Allah, malah sebelum Sarawak bergabung dengan Malaya.

Bukankah pelik bagi seseorang kalau dipaksa menukar nama yang selalu disebutnya untuk berseru kepada Tuhannya kepada nama lain?

Begitulah sedikit komen dari saya. Saya tidak berniat hendak berdebat atau menyinggung perasaan atau memperlekehkan mana-mana pihak.

Sekali lagi Terengganu menjadi tapak bencana yang berpotensi mengancam nyawa manusia.

Kira-kira enam bulan selepas runtuhnya bumbung stadium negeri Sultan Mizan Zainal Abidin, empat pekerja cedera apabila struktur keluli yang menyokong bumbung kaca Terminal Bas Ekspres dan Teksi Kuala Berang bernilai RM4.2 juta runtuh.

Beratus-ratus kepingan kaca runtuh ke atas empat pekerja, tiga warga Bangladesh dan seorang warga tempatan yang sedang bekerja di bawah bumbung itu.

Manakala 11 pekerja lagi yang berada di tapak itu bernasib baik kerana tidak cedera dan empat daripadanya hanya mengalami kecederaan ringan; keadaan mereka masih tidak diketahui.

Penyelia tapak mendakwa kemalangan itu berlaku akibat kerja-kerja yang dilakukan tidak bermutu.

Persatuan Pengguna Pulau Pinang (CAP) amat terkejut dengan berulangnya sikap tiada perhatian berat terhadap keselamatan dan etika asas pembinaan serta amalan keselamatan yang diperlukan bagi infrastruktur seumpama ini.

Tragedi seperti runtuhan bangunan lama kompleks membeli-belah Jaya Supermarket, di Petaling Jaya, awal tahun ini jelas disebabkan oleh kecuaian sebahagian daripada profesional yang terlibat.

Terdapat pengajaran yang boleh dipelajari daripada runtuhnya bumbung Stadium Sultan Mizan Zainal Abidin yang berharga RM25 juta, masalah bumbung terminal lapangan terbang Sultan Mahmud yang bernilai RM123 juta dan struktur Kompleks Akuatik Batu Burok yang berharga RM18 juta.

Semuanya akibat kerja-kerja yang tidak bermutu dan bahan yang digunakan juga kurang bermutu. Kenapakah perkara yang sama berulang iaitu tidak mengambil berat prosedur tapak kerja yang selamat dan piawaian pembinaan masih berulang tanpa kesal?

Sifat tidak tidak mempedulikan keselamatan awam di negara ini telah mencapai peringkat kemalangan dahsyat dengan bencana baru. Malangnya, amat dikesalkan, tiada bukti perubahan sikap kontraktor, perunding dan pegawai kerajaan ke arah keselamatan dan integriti dalam projek pembinaan.

Malah jika penyokong keluli bagi bumbung kaca itu dipasang dengan cara yang tidak betul, kenapa ia tidak dilihat oleh profesional yang bertanggungjawab itu?

Persoalan CAP, adakah strukturnya diperiksa dan diuji bagi menanggung beban sebelum kepingan kaca itu dipasang? Adakah penyokong itu selaras dengan spesifikasi?

Pada tahun lalu, Menteri Sumber Manusia, Datuk Dr S Subramaniam memberikan jaminan kepada kita bahawa golongan "profesional" akan bertanggungjawab terhadap keselamatan di tempat kerja.

Beliau berkata, “jika kemalangan kren berlaku di tapak pembinaan, kami mahu jurutera terlibat memastikan keselamatan kren bertanggungjawab terhadapnya."

CAP bersetuju dengan gesaan menteri agar profesional bertanggungjawab dalam memastikan pelaksanaan mekanisme kesihatan dan keselamatan di tapak pembinaan dan juga dalam menangani kemalangan di tapak pembinaan.

Kini tiba masanya untuk menguatkuasakan dengan tegas undang-undang dan peraturan berhubung keselamatan pembinaan dan integriti; dan juga mendakwa mereka yang bertanggungjawab bagi kecuaian yang boleh mengancam nyawa serta membazirkan dana awam.

CAP juga menggesa supaya satu pasukan jurutera forensik dengan Jabatan Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan (DOSH) mendedahkan hasil siasatan kemalangan dan dalam proses itu, memainkan peranan utama dalam mewujudkan penanda aras pencegahan bagi pematuhan terhadap garis panduan dalam industri pembinaan Malaysia.

Saya merujuk isu kecurian dua buah enjin jet pejuang Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM). Kecurian enjin tersebut didakwa berlaku sekitar tahun 2007.

Selain daripada enjin, Kementerian Pertahanan juga dilaporkan menyatakan terdapat peralatan-peralatan lain yang mungkin turut lesap.

Ketika ini, kementerian berkenaan dan perdana menteri Datuk Seri Najib Razak memberi jaminan untuk melakukan siasatan penuh terhadap kes tersebut dan akan mengambil tindakan undang-undang sewajarnya kepada mereka yang terbabit, yang turut dilabel sebagai "pengkhianat" negara kita.

Sudah jelas, kecurian harta pertahanan negara, tanpa mengira nilainya, suatu tindakan pengkhianatan negara. Harta pasukan tentera dibeli untuk mempertahankan kedaulatan negara dan dibiayai dengan wang rakyat.

Dalam perkara ini, adalah membimbangkan kenapa kehilangan dan kecurian harta pertahanan negara yang sebegitu besar tidak dibangkitkan dalam Laporan Tahunan Ketua Audit Negara bagi tahun 2007 atau 2008?

Kejadian ini berlaku pada 2007 dan Kementerian Pertahanan menfailkan laporan polis pada tahun yang sama.

Sudah pasti perkembangan itu sewajarnya mencetuskan kewaspadaan kepada proses audit harta kementerian tersebut.

Bawah Seksyen 6 Akta Audit 1957, pengauditan Ketua Audit Negara termasuklah menentukan sama ada perhatian yang sewajarnya telah diambil untuk memberikan penjelasan mengenai - dan untuk memastikan - penggunaan, pengawalan, penyenggaraan dan pelupusan yang sepatutnya segala harta awam pihak bawah auditannya.

Seksyen 9(5) akta tersebut memperuntukkan bahawa Ketua Audit Negara boleh - dalam apa-apa laporan yang dikemukakan mengikut Perkara 107(1) Perlembagan Persekutuan (lebih dikenali sebagai Laporan Tahunan Ketua Audit Negara) - membuat syor dan boleh secara umum memberikan ulasan tentang semua perkara yang berhubungan dengan akaun, wang dan harta awam.

Berhubung kehilangan harta pertahanan negara tersebut, Ketua Audit Negara seharusnya membangkitkan penyelewengan itu dalam laporan tahunannya kerana ia membabitkan kepentingan awam.

Oleh itu, Ketua Audit Negara perlu memberi penjelasan kenapa penyelewengan tersebut tidak dibangkitkan dalam laporan tahunannya sehingga kini?

Kerajaan juga harus mengambil tindakan untuk memastikan Ketua Audit Negara akan membangkitkan dalam laporan tahunannya semua penyelewengan yang membabitkan harta kerajaan pada masa hadapan.

Salam....
Siapa yang terlibat dengan kes yang berlaku di Malaysia?Penglibatan dengan kes membakar gereja,penggunaan nama 'Allah' dalam akhbar Kristian?Siapa yang terlibat ini mempunyai pengaruh dengan keadaan di Malaysia...?Harap2 orang ini diketengahkan kepada pihak umum..Mana orang yang cerdik pandai dalam urusan ini?Harap2 ini dapat menyelesaikan masalah yang berlaku supaya dapat menghuraikan segala masalah yang berlaku...

Manusia memang cenderung menjaga sesuatu yang dianggap berharga. Sebaliknya kita akan membuang sesuatu yang dianggap tidak berharga. Semakin bernilai sesuatu semakin bersungguh kita menjaganya.

Sesetengah manusia sangat menjaga hartanya kerana dianggap hartanya sangat berharga. Ada pula sentiasa menjaga dan merawat mukanya supaya kelihatan awet muda kerana cantik adalah segalanya.
Ada juga bermati-matian mempertahankan kedudukan kerana itu dianggap bernilai dan kalaulah begini perilaku kita, rupanya kita masih menganggap material (kebendaan) adalah segala-galanya.

Namun, ada juga yang bermati-matian menjaga hidayah dan petunjuk yang Allah anugerahkan. Orang yang seperti ini berkeyakinan hidup ini tidak akan selamat sampai muara ketenangan di akhirat kecuali hanya dengan bekalan taufik dan hidayah Allah.

Taufik dan hidayah sangat penting di dalam diri manusia. Pernah suatu ketika seorang yang dibutakan matanya dalam permainan diminta supaya berjalan, tiba-tiba menangis.

Dia berasa langkahnya berisiko, mungkin terpelecot, bimbang terhantuk atau jatuh tangga. Begitulah akibatnya sekiranya tidak mendapat panduan.

Orang yang yang berjalan tanpa arah sentiasa berada dalam cemas, takut, bingung. Tidak sedikit orang kaya yang menderita dengan kekayaan. Bagaimana kekayaan yang melimpah semakin membuatnya sengsara.

Pendek kata orang yang jauh daripada petunjuk Allah dan al-Quran, apa pun diberikan Allah kepadanya pasti hanya akan membuatkan dirinya hina.

Harta, pangkat, kedudukan atau penampilan kalau tidak diiringi dengan ketaatan pasti akan menyiksakan.

Kemerdekaan yang kita kecapi sekarang jika tidak diiringi dengan ketaatan kepada Allah membuatkan kita mudah lalai. Negara saja merdeka tetapi jiwa tidak, malah ditawan syaitan.

Sedarlah, syaitan adalah penjajah yang tidak pernah berputus asa. Dalam satu perisytiharan, menurut hadis Rasulullah s.a.w, syaitan pernah berkata: "Demi kebesaran-Mu, aku bersumpah wahai Allah, aku tidak akan berpisah dengan anak Adam selagi nyawanya masih di badan.”

Bayangkan kesungguhan syaitan, isytihar perang dengan manusia. Kalau kita masih main-main, mudah tertipu.

Syaitan ibarat tukang joget atau penari. Dia akan menari ikut muzik. Kalau dondang sayang ada lenggoknya, kalau lagu rock pandailah dia meloncat...maknanya syaitan tahu sasarannya kalau orang alim begini caranya, kalau sesatkan pemuda lain caranya, orang kaya lain pula kaedahnya.

Kita memberikan tumpuan kepada yang nampak di mata, yang besar-besar biasanya menjadi tumpuan, yang kecil tidak berapa dipedulikan. Kita kadang kala lupa sesuatu yang tidak nampak itu sangat berharga.

Iman kecil sahaja, tidak nampak tapi sangat berharga. Jadi dalam hidup ini lihat dan utamakan pandangan Allah.

Kefahaman adalah syarat utama dalam menuntut ilmu. Bila faham baru dapat ilmu dan apabila hendak beramal kalau tidak faham tidak menepati peraturan.

Ada ramai orang Islam silap faham mengenai tawakal. Mereka yang tidak faham ini sering menyalahkan keadaan apabila gagal atau tidak berjaya dalam satu-satu usaha.

Semua orang disalahkannya sehingga Allah pun turut dipersalahkan. Masyarakat Islam awal mencipta kecemerlangan kerana faham “tawakal” yang betul.

Tawakal maknanya ialah menjadikan Allah sebagai wakil dan berserah kepada-Nya dalam menentukan segala ketentuan. Reda adalah hasil daripada keyakinan jitu terhadap ketentuan Allah.
Tawakal diawali dengan usaha dan kemudian barulah berserah kepada Allah. Tawakal juga mengajar kita budaya berstrategi.
Kalangan Rasul walau pun mereka mendapat pertolongan Allah, mereka tidak pernah terkecuali daripada merancang dan berusaha.

Nabi Muhammad s.a.w. merancang dalam peristiwa hijrah walau pun Allah melindungi baginda, bersembunyi di Gua Thur, menggunakan khidmat dan kepakaran orang walau pun seorang yang kafir kerana beliau tahu jalan sulit ke Madinah.

Dimintanya Saidina Ali tidur di bilik tidurnya. Itu semua usaha yang akhirnya baginda bertawakal dan Allah menentukan kemenangan.

Nabi Yusuf apabila mendapat mimpi raja, baginda mula merancang berjimat dan menyimpan selama tujuh tahun dan apabila datang kemarau selama tujuh tahun akhirnya negeri baginda terselamat daripada kemarau.

Mereka tawakal dan berserah selepas berusaha serta merancang. Begitu juga dengan Zulkarnain dalam menghadapi Yakjud dan Makjud, Allah memerintahkannya membina tembok sebagai menghadapi kejahatan bangsa itu dan mereka bertawakal akhirnya mereka selamat.

Orang sakit memang mesti berserah kepada Allah tetapi sebelum bertawakal mereka sepatutnya terlebih dulu berusaha dan merawat dengan mencari ubat dan berjumpa doktor. Selepas itu berserahlah kepada Allah sebab yang menyembuh ialah Allah.

Kita sering melihat orang berjoging dan bersenam. Jika ditanya, kenapa mereka beriadah, jawapan mereka ialah supaya badan sihat. Itulah makna tawakal iaitu berusaha.

Hari ini ibu bapa sangat mengambil berat pelajaran anak, dicarinya kelas tuisyen dan dipanggilnya guru ke rumah kerana pelajaran adalah aset masa depan anak. Tanpa disedari sebenarnya ibu bapa itu sedang menterjemahkan makna tawakal.

Duduk saja tanpa berusaha adalah adalah fahaman yang dangkal. “Nak buat macam mana cikgu, anak saya memang sudah dilahirkan bodoh.”

Berteriak sana-sini “kenapa umat Islam hari ini lemah” tanpa berbuat sesuatu adalah slogan kosong seperti anjing menyalak bukit.

Satu hari seorang sahabat datang berjumpa Rasul. Apabila baginda bertanya bagaimana kamu datang, beliau menjawab, menaiki unta. Nabi tanya; di mana unta kamu, beliau menjawab saya biarkan tanpa diikat sebab saya bertawakal kepada Allah. Nabi berkata; ikat unta kamu dulu dan barulah bertawakal.

Ikat di sini maknanya berusaha dan berbuat sesuatu supaya unta tidak dapat lari. Orang yang bertawakal sebenarnya sedang beribadat. Itulah namanya ibadat hati. Yakin dengan bantuan Allah selepas bersusah adalah akhlak di kalangan nabi.

Mereka yang bertawakal tidak ego dan lupa diri selepas mendapat apa yang dihajati. Sebab segala yang diperoleh itu adalah pemberian daripada Allah.

Orang yang bertawakal tidak akan berputus asa kerana belum usaha belum tahu. Peribahasa Melayu “hendak seribu daya tidak hendak seribu dalih” patut ditukar kepada “hendak seribu daya mahu seribu cara.”

Mesti perbanyakkan cara dan bukannya perbanyakkan dalih, jika kita umat Islam mahu mencapai kecemerlangan.

Sesungguhnya di dalam kehidupan kita dikelilingi oleh perkara-perkara yang menyoronokkan. Sesungguhnya yang menyeronokkan itulah yang mendatangkan keburukan kepada diri kita. Di bawah ini terdapat 24 perkara-perkara yang sepatutnya kita hindari, fikirkan dan ambil iktibar supaya kita dapat memuhasabah diri sendiri:

  1. Jangan sengaja melewatkan solat kerana perbuatan ini tidak disukai oleh Allah s.w.t
  2. Jangan masuk ke bilik air tanpa alas kaki ( selipar ) kerana dikhuatiri terbawa keluar najis dan mengotori seluruh rumah kita.
  3. Jangan makan dan minum dalam bekas yang pecah atau sumbing, makruh kerana ianya membahayakan.
  4. Jangan biarkan pinggan mangkuk yang telah digunakan tidak berbasuh, makruh dan mewarisi kepapaan.
  5. Jangan tidur selepas solat subuh, nanti rezeki mahal kerana pagi-pagi itu membuka pintu berkat.
  6. Jangan makan tanpa membaca Bissmillahirrahmanirrahim dan doa makan, nanti makanan yang dimakan adalah dari muntah syaitan.
  7. Jangan keluar dari rumah tanpa niat membuat kebajikan atau kebaikan,takut-takut mati dalam perjalanan.
  8. Jangan pakai kasut atau selipar yang berlainan pasangan makruh dan mewarisi kepapaan.
  9. Jangan biar mata liar di perjalanan, nanti hati kita gelap diselaputi dosa.
  10. Jangan begaul bebas ditempat kerja kerana banyak buruk dari baiknya.
  11. Jangan menangguhkan taubat kerana mati boleh datang bila-bila masa sahaja.
  12. Jangan ego untuk meminta maaf kepada kedua ibu bapa dan sesama manusia kalau kita memang bersalah kerana bermaafan sesama manusia adalah tuntutan agama.
  13. Jangan mengumpat sesama rakan taulan kerana ia akan merosakkan silaturrahim.
  14. Jangan lupa bergantung harap hanya kepada Allah s.w.t dalam setiap kerja yang kita lakukan. Nanti sombong bila berjaya dan kecewa pula bila gagal.
  15. Jangan bakhil untuk bersedekah kerana dengan bersedekah itu dapat memurahkan rezeki kita.
  16. Jangan banyak ketawa nanti mati jiwa.
  17. Jangan biasakan berbohong kerana ia adalah ciri-ciri munafik dan menghilangkan kasih sayang orang kepada kita.
  18. Jangan suka menganiaya manusia atau haiwan kerana doa makhluk yang teraniaya cepat dimakbulkan oleh Allah s.w.t
  19. Jangan terlalu susah hati dengan urusan dunia, kerana akhirat itu lebih utama dan kekal selamanya.
  20. Jangan duduk dalam bilik air terlalu lama kerana disitulah tempat tinggal jin kafir dan syaitan.
  21. Jangan merokok dan memasang kemenyan kerana asap itu makanan jin.
  22. Jangan lupa membaca Bissmillahirrahmanirrahim dan salam ketika masuk ke dalam rumah kerana dikhuatiri jin dan syaitan akan masuk bersama.
  23. Jangan memakai tangkal kerana Allah s.w.t tidak sempurnakan agama seseorang itu jika memakai tangkal kerana dikhuatiri kita bergantung kepada tangkal bukan kepadaNYA.
  24. Jangan mempertikaikan kenapa Islam itu berkata jangan sebab semuanya untuk kebaikan dan sesungguhnya Allah s.w.t itu lebih mengetahui segalanya.

Sesungguhnya yang baik itu datangnya dari Allah s.w.t dan yang buruk itu datangnya dari kelemahan hamaNYA jua.

Wallahualam.

MANUSIA berbicara setiap hari, yang baik membawa kepada kesejahteraan kepada manusia. Jika bicara tidak mengikut adabnya, manusia akan merana di dunia dan akhirat.

Di dunia akan dibenci manusia manakala di akhirat bicara yang menyakitkan hati orang lain menyebabkan kita terseksa di neraka.

Bagi golongan beriman, lidah yang dikurniakan Allah itu bukan untuk digunakan bagi mengeluarkan perkataan yang bukan-bukan.

Sebaliknya ia digunakan untuk mengeluarkan perkataan yang menyenangkan hati dan berhikmah.

Justeru, jika anda tidak mempunyai apa-apa untuk diucapkan atau mungkin tutur bicara anda boleh menyakitkan hati orang lain, cara terbaik ialah berdiam diri.

Di antara hikmah diam ialah:

-Ibadah tanpa bersusah payah

-Perhiasan tanpa berhias

-Kehebatan tanpa kerajaan

-Benteng tanpa pagar

-Kekayaan tanpa meminta maaf kepada orang

-Istirehat bagi kedua-dua malaikat pencatat amal

-Menutupi segala aib

Banyak hadis Rasulullah (s.a.w) mengenai kelebihan diam yang bermaksud:

“Barang siapa yang banyak perkataannya, nescaya banyaklah silapnya. Barang siapa banyak silapnya, banyaklah dosanya. Dan, barang siapa yang banyak dosanya, neraka lebih utama baginya.” (Hadis riwayat Abu Naim)

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan akhirat, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (Hadis riwawat Bukhari dan Muslim)

Ada pendapat memberitahu, banyak diam tidak semestinya bodoh, banyak cakap tidak semestinya cerdik kerana kecerdikan itu buah fikiran, orang cerdik yang pendiam lebih baik daripada orang bodoh yang banyak bercakap.

Menasihatkan orang yang bersalah tidak salah tetapi yang salah ialah memikirkan kesalahan orang.

ANAK adalah anugerah yang sangat bernilai kepada pa sangan suami isteri, kerana dengan kelahirannya menam bahkan kasih sayang seisi keluarga. Lebih penting, anak mewarisi keturunan, sekali gus menjadi generasi pelapis selepas ibu bapanya kembali bertemu Allah.

Mereka juga akan mewarisi apa yang kita tinggalkan serta menyambung kehidupan dan tamadun manusia. Mereka akan menjadi khalifah di atas muka bumi ini dan dengan sebab itu, ada orang menggelar anak kecil dengan panggilan ‘the little caliph’ (khalifah kecil).

Dalam Islam, anak adalah harta paling berharga dimiliki seseorang selepas iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Anak juga adalah satu faktor yang mendekatkan diri kepada Allah dan rahmat-Nya seperti ditegaskan dalam satu hadis di riwayatkan Ahmad, Bukhari dan Muslim. “Anak-anakmu adalah penduduk kecil syurga.”

Anak kecil bukan saja memerlukan penjagaan rapi, malah kasih sayang ibu bapa. Sifat ini melahirkan satu tindak balas dalam jiwanya kerana Nabi s.a.w ada bersabda yang di riwayatkan Ibn Asakir dan Suyuthi, bermaksud: “Sesiapa yang mempunyai anak hendaklah dia berlemah lembut dengan nya.”

Nabi s.a.w sendiri sangat mengasihi anak. Baginda me nyifatkan anak dengan pelbagai kemuliaan, seperti bau dari syurga, malah sebagai penghalang daripada penurunan azab, sebagaimana dinyatakan dalam hadis diriwayatkan Suyuthi:

“Kalaulah tidak kerana hamba Allah yang rukuk dan anak yang menyusu dan binatang ternakan yang ada, nescaya sudah turun azab seksa ke atas kamu.”

Malah, anak adalah faktor kemuliaan dan keagungan ibu bapa seperti dinyatakan dalam hadis, bermaksud: “Tidak ada anak di dalam sesebuah keluarga melainkan mulialah ke luarga itu.” (Hadis riwayat Tabrani).

Tetapi mutakhir ini, ada ibu bapa yang tidak mengasihi anak mereka, malah tergamak meninggalkan anak mereka tanpa memikirkan nasib yang bakal dialami. Lebih teruk ada yang sanggup membuang anak di tepi jalan, parit dan sungai, langsung tidak membayangkan sifat belas kasihan.

Apakah sifat dan tindakan manusia sebegini mencerminkan budaya masyarakat Arab zaman jahiliah dulu, yang bersikap zalim terhadap kanak-kanak apabila sanggup menanam anak mereka?

Penolong Pengarah Institut Latihan Islam Malaysia (ILIM), Zamihan Mat Zin al-Ghari, berkata jika diperhatikan fe nomena pembuangan dan pembunuhan anak yang berlaku hari ini kadangkala lebih teruk daripada peristiwa yang berlaku pada zaman jahiliah.

“Mengapa tidak? Pada zaman jahiliah dulu mereka mem bunuh anak perempuan saja, malah menanamnya di tim bunan pasir, tetapi sekarang tidak kira anak itu perempuan atau lelaki, dibuang serta dibiarkan mati begitu saja, malah ada yang mati di dalam parit, longkang dan sungai,” ka tanya.

Beliau berkata, mereka yang berbuat demikian sehingga meragut nyawa si anak dihukum membunuh dan tindakan itu adalah berdosa besar.

“Membuang bayi baik di dalam kandungan atau selepas dilahirkan adalah haram dan berdosa besar, dihukum ke salahan membunuh,” katanya.

Islam amat menghormati nyawa seseorang manusia, sama ada ia masih di dalam janin, usia bayi atau sudah dewasa, semuanya perlu dipelihara dan dihargai. Sebarang pem bunuhan tanpa hak dilarang sama sekali dan dikenakan hukuman berat.

Baginda s.a.w ada bersabda, maksudnya: “Dalam mem bunuh janin wajib kifarah (denda) hamba lelaki atau pe rempuan.” (Muttafaqun Alaih)

“Sesiapa yang membunuh seseorang bukan kerana hu kuman ke atasnya kerana membunuh orang lain atau kerana melakukan kerosakan di muka bumi, maka sesungguhnya ia membunuh semua manusia“ (an-Nisa’: 32)

Allah mengharamkan pembunuhan terhadap orang lain dan mengharamkan juga perbuatan membunuh diri sendiri. Malah, Islam juga mengharamkan perbuatan mencederakan orang lain atau mencederakan diri sendiri.

Gejala buang bayi makin menjadi-jadi, lebih-lebih lagi dengan kehidupan dan pergaulan muda-mudi yang terlalu bebas. Bayi dibuang kononnya sebagai jalan keluar bagi kemelut masalah yang dihadapi atau sekurang-kurangnya bagi menutup malu, sedangkan sebaliknya ia terus me ngundang masalah.

Timbalan Menteri Wanita, Keluarga dan Masyarakat, Noriah Kasnon, dipetik berkata, aspek kekangan ekonomi dan ku rangnya pendidikan agama turut menyumbang kepada ma salah yang semakin meruncing itu.

Beliau berkata, sejak 2004 hingga 2007, sejumlah 304 kes bayi dibuang dilaporkan di seluruh negara, daripada jumlah itu 117 bayi lelaki, bayi perempuan (96) dan 91 bayi lagi tidak diketahui jantina kerana sudah reput.

“Kementerian berpendapat cara terbaik untuk menangani isu ini ialah dengan memberi kesedaran dan kefahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kese lamatan kanak-kanak serta mengamalkan prinsip kema nusiaan,” katanya.

Jumlah itu berdasarkan kes yang dilaporkan tidak me ngambil kira kes terpinggir, tetapi ia sudah cukup mem bimbangkan kerana jika tidak dibendung, ia akan me ngundang padah yang lebih teruk, baik kepada kehidupan sosial masyarakat mahupun kepada Islam itu sendiri.

Zamihan berkata, semua pihak perlu sedar anak yang dibuang itu sebenarnya tidak mempunyai apa-apa kesalahan, suci bersih dan tidak berdosa, walaupun ia lahir daripada hasil persetubuhan haram.

“Anak itu tidak berdosa, tidak bersalah, tidak hina, malah tidak membawa sial atau majal kepada ibu bapa dan ke luarganya, cuma dia lahir daripada persetubuhan haram. Mereka yang salah adalah ibu bapanya, bukannya dia, tetapi kenapa dia yang menjadi mangsa?

“Sepatutnya anak itu dijaga sebaik-baiknya, diberikan kasih sayang secukupnya sebagai penebus kepada keterlanjuran terbabit dengan persetubuhan haram dan selepas itu kah winlah di samping sama-sama memberikan kasih sayang kepada anak terbabit.

“Tetapi yang berlaku sebaliknya, sudahlah salah berzina, buang dan bunuh anak pula, menjadikannya dua dosa,” katanya, sambil menegaskan membunuh bayi adalah dosa besar dan mereka yang terbabit perlu segera bertaubat.

“Dan apabila anak perempuan yang ditanam hidup-hidup ditanya, dengan dosa apakah ia dibunuh?” (at-Takwiir: 8-9)

Pada masa ini, Kanun Keseksaan memperuntukkan hu kuman penjara maksimum 20 tahun terhadap wanita yang didapati bersalah membuang bayi, namun undang-undang itu tidak memperuntukkan hukuman terhadap lelaki yang ber tanggungjawab menghamilkan wanita dituduh membuang bayi itu.

Zamihan berkata, sudah tiba masanya semua pihak meng gembleng tenaga untuk menangani gejala memalukan itu, sekali gus memastikan keharmonian dalam kehidupan ber masyarakat terus terpelihara, terutama masyarakat Islam yang menjunjung Islam sebagai panduan hidup.

“Mengapa ini semua berlaku? Ia berlaku disebabkan tiada kefahaman terhadap tuntutan beragama, tidak memahami Islam dan hukumnya.

“Sepatutnya bagi orang yang menjadikan Islam sebagai agama dan cara hidup, memahami aturan agama itu se baik-baiknya, supaya agama yang dianuti itu boleh menjaga diri kita.

“Dari satu sudut juga, tiadanya kuat kuasa undang-undang Islam, sedangkan ia amat penting bagi menegakkan hukum agama, malah jika dilihat sekarang ini orang boleh buka aurat sesuka hati, menunjukkan tiada atau longgarnya kuat kuasa,” katanya.

;;
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...